surat kecil untuk ibu dan ayah


Ibu, ayah ..
Mungkin ini surat kecil untuk kalian.

Anak mu lelah yah, aku boleh sedikit mengeluh, beberapa hari ini aku terlalu banyak menghabiskan waktu ku didepan komputer, mataku perih yah, tugas-tugas itu harus secepatnya selesai. Tak ada pilihan lain, kadang aku begadang hanya untuk mengejar batas waktu.
Anak mu lelah bu, aku juga boleh sedikit mengeluhkan bu,aku merasa akhir-akhir ini mereka tak peduli denganku. Aku anak ibu kan, aku keponakan mereka, tapi bu mereka berbeda dengan adik-adik ayah disana. Mereka tak peduli saat aku sakit, mereka juga tidak menjengukku. Apa bedanya bu hidup sendiri dengan hidup bersama mereka, aku rasa itu sama saja.
Ayah, ibu.
Aku hebatkan, sudah mampu bertahan sampai saat ini. Memang ini baru separuh jalan, tapi setiap aku pulang, aku selalu membawa resep masakan ku sendiri, yang formula nya ku buat dengan insting ku sendiri.  Tapi rasanya tidak mengecewakan kan, adik menyukainya J . ini sebagian bukti aku belajar mandiri bu.
Ayah,
 hari ini aku dipusingkan dengan banyak hal, satu: aku berdebat tentang persentasi dikelas, dan salah satu temanku yang sudah tau jawabannya membuat ku pusing dengan pertanyaan yang akhirnya dia jawab sendiri. Yang kedua: motor yang mogok saat aku dalam perjalanan pulang, ketiga: saat motor mogok aku menelpon orang dirumah tapi tak ada jawaban, beruntung temankumelihat aku duduk dengan muka kusut, bingung, diseberang jalan, dia membantuku yah, dia juga mengantarku pulang. Dia baik kan yah.
Ibu,
Aku mendapat juara II lomba puisi dikampus, ibu senangkan. Aku senang bu, tapi aku tak berani membacanya bu, saat diminta membaca, aku kabur . Aku malu, ibu tidak kecewakan?.
Ibu, ayah.
Maaf aku terlalu lamban mengangkat telepon kalian, aku jarang memberi kabar.tapi sungguh aku tak melupakan kalian, aku bahkan selalu merindukan kalian.
Ibu, ayah.
Aku tak lupa shalatku, aku tak melupakan tadarusku, aku juga menyempatkan tahajudku ketika terjaga, jangan menangis ibu, aku baik-baik  saja. Meski lelah aku tak akan berhenti, aku tau rasa lelah ini tak sepadan dengan rasa lelah kalian untuk mencari biaya untuk ku dan adik. Tapi sekalipun tak ku dengar kalian mengeluh, tak ku dengar kata argh ibu dan ayah lelah seharian bekerja, yang kulihat malah senyum yang mengembang saat kita berkumpul dirumah.  aku tau seharusnya aku malu saat ini karena terus mengeluh.
Maafkan aku, aku hanya ingin meluapkan semuanya hari ini, tapi tersenyum kembali setelahnya.
Aku tau tak putus do’a kalian untukku, terima kasih ibu, ayah. Tak akan mampu ku membalas semuanya, tapi aku selalu berusaha membuat kalian tersenyum dengan semua yang ku lakukan. Apabila kalian menangis, aku ingin kalian menangis bukan karena kegagalan ku, bukan karena kenakalan ku, tapi menangis karena terharu akan keberhasilan ku yang membuat kalian bangga memiliki putri sepertiku, aku akan berusaha.
Aku sayang kalian, ibu dan ayah.
Terima kasih Tuhan, Engkau anugerahkan dua orang yang luar biasa ini untukku, dua orang yang selalu memenuhi  hariku  dengan cinta dan kasihnya,dua  orang yang selalu memperhatikan perkembanganku, dua orang yang selalu siap mendengar semua keluhanku, dan dua orang yang selalu mampu tenangkan amarahku. Aku bangga memiliki mereka, bukan aku bahkan sangat bangga memiliki mereka. Karena mereka, aku selalu memilik semangat yang tak pernah habis saat aku lelah seperti ini.

Menurut orang lain aku pasti putri yang sangat menyusahkan, tapi yang selalu ku dengar dari mulut ayah dan ibuku. Aku adalah anugerah terindah yang mereka dulu impikan bersama yang kini menjadi nyata. :* . ya, ayah dan ibuku orang tua terhebat, terbaik, diseluruh muka bumi ini, tidak bahkan diseluruh dunia, dan diseluruh alam semesta ini. J

Aku ingin kalian tau, dihati ku yang kecil ini, selalu penuh cinta dan kasih kalian.

posted under | 0 Comments

sebatas kenangan

siang ini seperti diserang ribuan lebah menyebalkan, membuat pembengkakan dibagian hati. membuat ku semakin sulit bernafas, duduk dipojokan kelas, membuatku berpikir.
apa yang salah dengan ku hari ini, apa aku salah jika masih menyayanginya, tapi Rena benar, aku sudah melampaui batas kewajaran.

pagi tadi aku mendapat pesan dari Rena, "kalau kamu masih sayang fahri,ambil aja lagi Nay. aku ngalah, kalau memang harus dan itu lebih baik"
"kangen bukan berarti harus miliki lagi kan ka, ada saat dimana kita memang merindukannya, tapi hanya sebatas itu dan tidak lebih"
"aku tau nay, kamu pasti tau rasanya menyayangi, karena kamu juga wanita, kamu pasti ngerti perasaan ku sekarang tanpa harus aku jelaskan"
"iyaa ka, aku mengerti, tapi aku sudah tidak ada hubungan apa-apa lagi dengan fahri, aku sudah tidak menyimpan no phonselnya, sekarang jika kaka hanya sedikit teringat tentang masalalu, apa kakak bisa menyalahkan hal itu?"
"coba seandainya seperti ini Nay, kita ingin memetik bunga yang ada ditaman, tapi disitu ada tulisan dilarang memetik, tapi dengan kesadaran penuh aku memetiknya, dan memperlihatkannya pada semua orang, kita yakin perasaan itu tidak salah menyukai bunga itu, karena bunga itu memang bagus, tapi ada satu pihak yang menganggap aku salah"
seperti diserang ribuan petir, ka rena seolah menegaskan yang ku lakukan itu salah "iyaa ka, tapi kalau kita menyukai satu bunga yang benar-benar indah itu, kita tidak mesti harus memetiknya, cukup memandang nya, dan mengaguminya, agar pemiliknya tidak marah, dan kita juga tidak merusak bunga itu"
'' mengertilah akan satu hal"
"iya kak, maaf. aku yang pergi"
"jangan kalau kamu merasa tak sanggup, dan tidak mampu biar aku yang melakukannya"
"kaka salah, aku cukup kuat untuk melakukannya lagi"
"aku merasa posisiku salah, aku tidak ingin menghalangimu"
"maaf kak, yang salah disini aku, posisi yang salah itu posisiku"
"Naya, entah kenapa aku merasa aku yang salah, karena aku menghalangimu"
"kakak aku tau kaka sayang fahri, aku tau itu aku cukup mengerti untuk pergi, kakak seperti bunga mawar, kakak memerlukannya untuk bertahan hidup, kakak membutuhkannya untuk menjaga mu, sedangkan aku bunga matahari yang hanya butuh cahaya matahari untuk bertahan hidup, aku hanya butuh sayang dari orangtua, sahabat, dan teman-temanku untuk mampu bertahan hidup, aku cukup kuat untuk ini"

.................................
hari ini, aku merasa yang ku lakukan itu salah, aku sudah membuat orang lain berpikir ulang tentang hubungannya, meski  aku mencintainya, aku jauh lebih kuat untuk bisa berdiri sendiri.
aku tidak ingin menjadi benalu dihubungan mereka yang indah, aku mencoba untuk benar-benar pergi. sejauh mungkin dari seluruh indra perasanya.
aku tidak ingin perasaan ini dianggap salah, aku hanya ingat itu sebagai kenangan bukan obsesi untuk menariknya kembali. dan menghalanginya sebagai masa depanmu.

posted under | 2 Comments
Newer Posts Home

About

Powered by Blogger.

About me

Popular Posts

Followers


Recent Comments